Pembelajaran 4 Tema 7 Subtema 3 Melestarikan Peninggalan Kerajaan Islam
Saturday, November 10, 2018
Add Comment
Ayo Bacalah
Penyu Menjadi Pahlawan
Di sebuah hutan, para hewan sedang berlatih berperang. Mereka dipimpin oleh Komandan Singa. Akhir-akhir ini wilayah hutan itu tidak aman. Musuh dari wilayah lain sedang mengincar hutan itu untuk mereka kuasai.
Kambing dan Macan bersemangat memanggul senjata. Mereka merayap dengan cepat. Kadang mereka berlari lincah sambil menarik picu senjata ke arah target latihan. Tembakan mereka selalu jitu mengenai sasaran. Begitu pula Jerapah, Gajah, Rusa, dan penghuni hutan lainnya. Komandan Singa bahagia menyaksikan anggotanya ulet berlatih.
Namun, di sisi lain daerah berlatih itu, Penyu terlihat berbeda. Jangankan berlari sambil memanggul senjata, membawa senjata pun Penyu tidak berani. Penyu khawatir senjata itu akan meledak sewaktu-waktu dan melukainya. Ketika teman-temannya menembakkan senjata, Penyu menutupi kedua telinganya sambil meringis ketakutan.
Tingkah Penyu itu menjadi materi tertawaan penghuni hutan lainnya. Komandan Singa berkali-kali membujuk Penyu untuk berlatih, tetapi usahanya tidak pernah berhasil.
“Mengapa kau begitu penakut, Penyu? Bagaimana nanti kalau musuh menyerang hutan kita? Apakah kau rela menyerahkan hutan ini begitu saja?” tanya Komandan Singa.
Penyu diam diam tidak berani menjawab pertanyaan Komandan Singa. “Jika mereka menguasai hutan ini, mereka akan menjajah kita. Kita akan kehilangan kemerdekaan kita,” kata Komandan Singa.
Penyu melongo sambil merenungkan ucapan Komandan Singa. Keadaan terus berlangsung ibarat itu. Para penghuni hutan terus berlatih. Hingga suatu ketika musuh benar-benar menyerang. Seluruh penghuni hutan menyiapkan senjata untuk bertempur, kecuali Penyu. Penyu merasa ketakutan.
Namun, ternyata pasukan musuh terlalu banyak. Senjata mereka pun lengkap. Dalam sekejap, banyak penghuni hutan yang tertembak. Mereka bergelimpangan terluka. Penghuni hutan yang tersisa pun menjadi gentar.
Betapa duka dan terpukulnya Penyu melihat teman-temannya terluka tak berdaya. Secara tiba-tiba, timbullah keberaniannya untuk menyerang sarang musuh. Dengan penuh keyakinan Penyu membawa granat dan merayap maju mendekati musuh. Penyu berhati-hati supaya terlindung dari pandangan musuh.
Diam-diam para penghuni hutan saling memberi isyarat. Mereka heran dan mengagumi keberanian Penyu.
Penyu semakin mendekati sarang musuh. Tetapi, ternyata musuh mengetahui kedatangan Penyu. Mereka menembaki Penyu. Namun, tak satu pun tembakan berhasil menembus tempurung Penyu. Musuh ternganga. Mereka heran ada makhluk yang tidak sanggup tertembus oleh peluru.
Penyu terus bergerak mendekati musuh. Saat sudah dirasa cukup dekat, Penyu melemparkan granat ke gerombolan musuh. Dhuaarr…. Granat meledak di sarang musuh. Terdengar teriakan kesakitan. Penyu sembunyi di dalam tempurungnya.
Beberapa dikala kemudian, Penyu membuka mata. Ternyata musuh berhasil dilumpuhkan. Banyak korban berjatuhan. Anggota yang tersisa menyatakan menyerah. Mereka mundur dan pergi meninggalkan hutan itu.
Seluruh penghuni hutan bersorak gembira. Mereka mengelu-elukan keberanian Penyu. Komandan Singa bahkan menawarkan hormat kepada Penyu. Jerapah mengangkat Penyu tinggi-tinggi. Semua penghuni hutan itu bergembira. Penyu dinobatkan menjadi pahlawan.
Sumber: http://www.kidnesia.com/Kidnesia/Cerita-Kita/Dongeng/Penyu-Menjadi-Pahlawan
Cerita di atas merupakan referensi sikap kepahlawanan. Penyu yang tadinya penakut menjadi berani dikala melihat teman-temannya menjadi korban tembakan musuh. Sekarang ceritakan secara tertulis pengalaman kepahlawanan yang mungkin pernah kau lakukan atau kau saksikan.
Ayo Diskusikan
Melestarikan benda-benda peninggalan sejarah ialah perbuatan yang membuang-buang waktu.
Warisan sejarah bangsa merupakan salah satu identitas bangsa yang perlu dilestarikan dan diselamatkan. Mengapa? Karena warisan sejarah bangsa itu merupakan akar dari kehidupan manusia. Tanpa masa lalu, masa kini dan masa yang akan tiba tidak ada. Kita senantiasa berpijak pada masa kemudian untuk membangun hidup kita di masa kini dan yang akan datang.Jadi melestarikan peninggalan sejarah ialah sangat penting.
Melestarikan benda-benda peninggalan sejarah bermanfaat bagi dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Benda peninggalan sejarah mengandung unsur pendidikan yang sanggup dijadikan sebagai pendidikan atau pelajaran. Dengan cara mengambil hikmah dari sejarah atau insiden yang telah terjadi, entah itu kearifan, kejujuran, kebenaran, keadilan dan sebagainya.
Melestarikan benda-benda peninggalan sejarah merupakan kemunduran langkah.
Melestraikan benda benda sejarah bukan merupakan langkah mundur lantaran benda-benda peninggalan bersejarah merupakan identitas bangsa. Sehingga harus dilestarikan supaya generasi penerus nantinya sanggup mengenali dan mengetahui jejak perkembangan bangsanya dimasa terdahulu.
Ayo Berlatih
Buatlah Lini Masa, perubahan dari masa ke masa dalam aspek kondisi ekonomi masyarakat.
- Pada masa Islam, acara perekonomian terutama menyangkut perdagangan sudah maju dengan pesat. Berdirinya bandar-bandar atau pelabuhan daerah transaksi, bandar itu tidak hanya disingahi oleh pedagang prbumi, tapi juga oleh pedagang mancanegara.
- Penjajah melaksanakan tindakan ekonomi untuk melindungi kepentingan ekonominya sehingga pemerintah kolonial tetap mempertahankan eksploatasi
- Perekonomian di Indonesia yang dikala ini terjadi bukan hanya problem deflasi dan inflasi, namun juga pengangguran dan kemiskinan, tentu kondisi ekonomi Indonesia masih jauh disebut stabil.
Meja kuno yang terdapat di Museum Fatahillah. Umur meja itu sudah ratusan tahun. Namun, kenapa meja itu masih tampak kokoh dan kuat? Apa sebabnya?
Selain lantaran kualitas perawatan dan kualitas kayu yang digunakan, kesempurnaan dalam rancang bangunnya menciptakan meja tersebut sanggup bertahan sampai ratusan tahun. Kesempurnaan rancang bangkit meja itu sanggup terlihat dari ketepatan sudut pada setiap bagian. Hal ini menujukkan kegunaan sudut dalam kehidupan sehari-hari.
Ayo Amati
Amatilah benda-benda atau peristiwa-peristiwa di sekitarmu. Identifikasikan manfaat penggunaan sudut dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk menghitung sebuah tinggi benda terutama benda yang sangat tinggi, tanpa susah-susah mengukurnya. Misal, mengukur ketinggian suatu menara. Contoh: Seseorang melihat dari jarak 20 m suatu puncak menara dengan sudut elevasi 60°. Untuk menghitung tinggi benda tersebut sanggup memanfaatkan sudut.
0 Response to "Pembelajaran 4 Tema 7 Subtema 3 Melestarikan Peninggalan Kerajaan Islam"
Post a Comment