Pembelajaran 3 Tema1 Subtema 3 Bersyukur Atas Keberagamaan

Sebelumnya kau telah mencar ilmu wacana permainan bakiak. Menarik, bukan? Kamu tentunya bahagia sanggup mencobanya. Permainan tradisional lain yang cukup menarik yaitu engklek. Tahukah kau permainan ini? Ayo, kita coba bersama!

Ayo Mencoba
Pernahkan kau bermain engklek? Permainan ini yaitu permainan tradisional yang sangat banyak dimainkan oleh bawah umur di Indonesia. Engklek merupakan permainan lompat pada bidang datar yang digambar di atas tanah. Permainan engklek biasa dimainkan oleh dua hingga lima orang. Mau tahu cara bermainnya? Ayo, kita coba! Sebelumnya kau harus mendiskusikan dengan temanmu cara bermainnya.

Permainan Engklek
Jumlah Pemain: Dua hingga lima orang.

Peralatan:
  1. Gacuk /pecahan genting
  2. Kapur/tepung untuk garis batas
Cara Bermain:

  1. Lompatlah dengan memakai satu kaki di setiap petak-petak yang telah digambar.
  2. Siapkanlah gacuk sebelum bermain.
  3. Lemparlah gacuk ke salah satu petak.
  4. Petak yang ada gacuk-nya dilarang diinjak/ditempati oleh setiap pemain.
  5. Lompatlah ke petak berikutnya dengan satu kaki mengelilingi petakpetak yang ada.
  6. Pilihlah sebuah petak yang dijadikan sawah setelah menuntaskan satu putaran. Petak itu boleh diinjak dengan dua kaki. Pemain lain dilarang menginjak petak itu selama permainan.
  7. Pemain yang mempunyai sawah yang paling banyak yaitu pemenangnya.
Lihat Permainan Engklek Selengkapnya di sini

Permainan Engklek memerlukan Keterampilan lokomotor, yaitu kemampuan untuk melaksanakan gerakan anggota badan sehingga seluruh badan berpindah tempat. Keterampilan lokomotor sangat penting untuk mengukur kemampuan motorikmu. Beberapa keterampilan lokomotor dasar yang perlu kau kuasai adalah: berjalan, berlari, dan melompat
  1. Apa saja keterampilan lokomotor yang kau perlukan dalam permainan engklek? Berjalan, berlari, dan melompat
  2. Apakah kau sanggup melaksanakan keterampilan tersebut dengan baik? Jelaskan. Saya sanggup melakukanya dengan baik.
Ceritakan pengalamanmu bermain engklek kepada temanmu.
  1. Apa kesulitan yang kau temui ketika bermain engklek?
  2. Apa yang berhasil kau capai?
  3. Apa manfaat permainan engklek bagimu?
Permainan engklek merupakan permainan yang sangat gampang dilakukan. Permainan ini hanya membutuhkan penggalan genting dan kapur untuk menciptakan kotak permaian. Namun tidak semua siswa mempunyai kemampuan yang sama dalam permainan ini. Permainan engklek membutuhkan keterampilan berjalan, berlari dan melompat. Keterampilan yang paling penting yaitu melompat alasannya kita harus melompati beberapa kotak permainan. Permainan ini menjadi sulit bagi anak yang mempunyai kemampuan melompat yang kurang. Hal ini dipengaruhi oleh perolehan kotak. Jika ada kotak lawan kita dilarang menginjaknya.

Ayo Menulis
Selain permainan engklek, bangsa Indonesia juga mempunyai banyak permainan yang diwariskan secara turun-temurun. Mari kita cari tahu lebih jauh wacana budaya lompat kerikil yang biasa dilakukan oleh masyarakat Nias. Dengarkan gurumu dikala bercerita. Tulislah gagasan pokok dan pendukungnya pada diagram yang ada.

Fahombo Batu
Tradisi Fahombo Batu berasal dari suku Nias. Suku Nias berasal dari Pulau Nias yang terletak di sebelah barat pulau Sumatera. Lompat kerikil atau yang dikenal dengan Fahombo Batu merupakan ciri khas masyarakat Nias.

Tradisi melompati kerikil dilakukan oleh kaum laki-laki, khusunya pemuda. Mereka harus melompati susunan kerikil setinggi 2 meter dengan ketebalan 40 cm. Tradisi ini bertujuan untuk menawarkan kekuatan dan ketangkasan para cowok yang melakukannya.

Seseorang yang berhasil melaksanakan tradisi ini dianggap hebat, baik bagi dirinya maupun keluarga dan masyarakat.

Diskusikan dengan temanmu gagasan-gagasan yang telah kau hasilkan.
  1. Fahombo kerikil dari Nias
  2. Menunjukan kekuatan dan ketangkasan
  3. Orang hebat
Sungguh kaya budaya Indonesia. Sebagai anak Indonesia, kita harus bersyukur dengan kekayaan ini. Kita sanggup merasakan makanan beragam, bermain permainan tradisional yang berbeda dan tentunya mengenal kebiasaan-kebiasaan berbeda. Banyak hal yang kita bisa pelajari dari keanekaragaman itu.

Ayo Berlatih
Beberapa permainan tradisional membutuhkan teriakan pemainnya. Semakin banyak yang berteriak, semakin banyak pula bunyi yang kita dengar. Pernahkah kau mencoba berteriak di lapangan? Apa yang terjadi? Bandingkan juga ketika kau berteriak di kamar mandi. Apa perbedaannya? Berteriak di dalam kamar mandi suaranya lebih keras daripada di lapangan.

Kita bisa menemui gendang di banyak wilayah di Indonesia. Pernahkah kau memperhatikan bagaimana bunyi pada gendang? Gendang sanggup berbunyi kalau kulit gendang dipukul. Saat dipukul, kulit gendang bergetar. Getaran ini menghasilkan bunyi. Bunyi tersebut masuk ke sebuah rongga yang terdapat dibawah kulit. Bentuk rongga memengaruhi bunyi yang dihasilkan. Makin kecil dan panjang rongga pada gendang, makin nyaring bunyi yang dihasilkan.

Silahkan baca yang lain :Pemantulan dan Penyerapan Bunyi

Pemantulan dan Penyerapan Bunyi
1. Pemantulan Bunyi
Sebuah kelereng yang kita lempar ke dinding yang keras akan mengalami pemantulan, demikian juga dengan bunyi. Bunyi juga sanggup memantul, kalau dalam perambatannya dihalangi oleh benda yang permukaannya keras, menyerupai kayu, kaca, dinding, atau besi.

2. Penyerapan Bunyi
Bunyi juga sanggup diserap. Benda-benda yang sanggup menyerap bunyi yaitu benda yang permukaannya lunak. Benda yang demikian disebut peredam bunyi, contohnya karpet, goni, kertas, kain, busa, dan wol.

Benda-benda tersebut sanggup dipakai untuk mencegah terjadinya gaung atau kerdam. Dinding dan langit-langit gedung pertemuan, studio rekaman, dan gedung bioskop dilapisi dengan bahan-bahan tersebut semoga tidak terjadi gaung atau kerdam.

Macam-Macam Bunyi Pantul
  1. Gaung atau Kerdam. Gaung atau kerdam terjadi alasannya bunyi dipantulkan oleh dinding yang jaraknya tidak jauh dari sumber bunyi. Hal itu menyebabkan datangnya bunyi pantul bersamaan dengan bunyi orisinil yang belum final terucapkan. Akibatnya, bunyi pantul mengganggu bunyi orisinil sehingga bunyi yang terdengar tidak jelas.
  2. Gema terjadi alasannya bunyi dipantulkan oleh dinding yang jaraknya jauh dari sumber bunyi. Hal itu menyebabkan datangnya bunyi pantul setelah bunyi orisinil final terucapkan. Jadi, bunyi pantul yang terdengar lengkap setelah bunyi asli. Gema sering terjadi di gua-gua, lembah-lembah, dan bukit-bukit yang jaraknya jauh serta permukaannya keras dan rapat. Selain itu, gema juga sanggup dipergunakan untuk mengukur kedalaman jurang atau gua.
Bersama sobat kelompokmu, lakukan beberapa percobaan berikut.
  1. Ambil beberapa botol atau alat lainnya yang menghasilkan bunyi menyerupai ember, gelas atau kaleng.
  2. Bunyikan peralatan tersebut di dalam ruangan.
  3. Bunyikan peralatan tersebut di luar ruangan
  4. Catat jadinya dan bandingkan.

0 Response to "Pembelajaran 3 Tema1 Subtema 3 Bersyukur Atas Keberagamaan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel