Pembelajaran 3 Tema 7 Subtema 2 Peninggalan Kerajaan Islam Di Indonesia

Keraton Jogjakarta merupakan istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang berada Kota Yogyakarta. Walaupun kesultanan tersebut secara resmi telah menjadi bab Republik Indonesia pada tahun 1950, kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai kawasan tinggal sultan dan rumah tangga istananya yang masih menjalankan tradisi kesultanan sampai ketika ini.  keraton ini merupakan salah satu referensi arsitektur istana Jawa yang terbaik, mempunyai balairung-balairung glamor dan lapangan serta paviliun yang luas.

Keraton Yogyakarta mulai didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1755. Lokasi keraton ini konon ialah bekas sebuah pesanggarahan yang berjulukan Garjitawati. Sebelum menempati Keraton Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono I berdiam di Pesanggrahan Ambar Ketawang yang kini termasuk wilayah Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.

Ayo Amati
Amati gambar Keraton Yogyakarta di atas. Coba ukurlah besar sudut pada bangunan Keraton di atas yang telah digaris merah. Tuliskan hasilnya pada kolom berikut!

Kamu telah berhasil memilih besar sudut pada gambar bangunan Keraton Yogyakarta. Tahukah kau jenis-jenis sudut yang telah kau tentukan besarnya tersebut? Coba pahami bahan berikut.

  1. Sudut Lancip. Sudut lancip juga dikenal dengan sudut runcing atau tajam. Besarnya ialah kurang dari 90⁰.
  2. Sudut Siku-Siku. Sudut siku-siku juga dikenal dengan sudut tegak lurus. Besarnya ialah 90⁰.
  3. Sudut Tumpul. Sudut tumpul juga dikenal dengan sudut rebah atau roboh. Besarnya adalah
  4. lebih 180⁰
Keberadaan Keraton Yogyakarta tidak terlepas dari jasa Pangeran Mangkubumi atau Sultan Hamengkubuwono I. Tahukah kau siapa beliau? Ayo bacalah bacaan berikut dengan seksama.

Ayo Bacalah
Sultan Hamengkubuwono I
Sultan Hamengkubuwono I lahir pada 6 Agustus 1717 dan wafat pada 24 Maret 1792. Terlahir dengan nama Raden Mas Sujana yang merupakan adik Susuhunan Mataram II Surakarta.

Sultan Hamengkubuwono I dalam sejarah dikenal sebagai Pangeran Mangkubumi. Sebelum naik tahta sebagai raja Kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat, dia berselisih dengan saudaranya, Susuhunan Mataram II Surakarta. Ia mulai menentang Susuhunan Mataram II Surakarta yang didukung Vereegde Oost Indisshe Compagnie (VOC) atau yang lebih dikenal dengan Kompeni Belanda.

Dalam pertempurannya melawan saudaranya tersebut, dia dibantu oleh panglimanya Raden Mas Said. Pangeran Mangkubumi merupakan jago siasat perang yang ulung. Hal itu terbukti dengan kemenanganya dalam pertempuran di Grobongan, Demak. Bahkan puncaknya, Pangeran Mangkubumi bisa menghancurkan pasukan Belanda yang dipimpin Panglima De Clerck di tepi Sungai Bagawanta (1751).

Pangeran Mangkubumi juga tidak suka berkompromi dengan pihak Belanda. Sebelum Susuhunan Pakubuwono wafat, dia menyerahkan Kerajaan Mataram kepada Belanda. Namun, Pangeran Mangkubumi tidak mau mengakui penyerahan Mataram kepada Kompeni Belanda. Hingga pada kesannya Belanda bisa membujuk Pangeran Mangkubumi untuk berunding dalam Perjanjian Giyanti yang memecah Kerajaan Mataram menjadi dua, kerajaan Surakarta Hadiningrat dan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Ayo Bekerja Sama
Bersama kelompokmu, carilah info melalui buku ataupun artikel ihwal Pangeran Mangkubumi. Identifikasikan tabiat dan sikap serta kebijakannya yang menunjukkan adanya nilai-nilai persatuan dan kesatuan. Kemudian, bermain peranlah bersama kelompokmu. Perankan Pangeran Mangkubumi sesuai dengan info yang sudah kau dapatkan. Pada final bermain peran, mintalah balasan dari guru maupun kelompok lain.
Berikut ini beberapa tabiat dan sikap serta kebijakannya Hamengkubuwono I yang menunjukkan adanya nilai-nilai persatuan dan kesatuan.
  1. Cinta tanah air. Pangeran Mangkubumi tidak suka berkompromi dengan pihak Belanda. Sebelum Susuhunan Pakubuwono wafat, dia menyerahkan Kerajaan Mataram kepada Belanda. Namun, Pangeran Mangkubumi tidak mau mengakui penyerahan Mataram kepada Kompeni Belanda. 
  2. Berjiwa Besar. Sejak Perjanjian Giyanti wilayah kerajaan Mataram dibagi menjadi dua. Pakubuwono III tetap menjadi raja di Surakarta, Mangkubumi dengan gelar Sultan Hamengkubuwono I menjadi raja di Yogyakarta.
  3. Rela berkorban. Kegigihannya melawan penjajah abnormal di masanya yaitu Belanda (VOC), Sultan Hamengkubuwono I sebagai Pahlawan Nasional. Dengan mengorbankan seluruh kekuatan yang dimilikinya untuk mempertahankan negaranya.
  4. Berani dalam Kebenaran. Peperangan hebat antara Mangkubumi dengan Pakubuwono II yang dibantu oleh VOC atau yang tersebut sebagai Perang Tahta Jawa III. Menunjukkan sikap berani dalam kebenaran Sultan Hamengkubuwono I.

0 Response to "Pembelajaran 3 Tema 7 Subtema 2 Peninggalan Kerajaan Islam Di Indonesia"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel